plankton
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan
makanan alami larva organisme di Perairan laut. Sebagai produsen primer,
fitoplankton memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai
sumber energi dalam aktivitas kehidupannya, sementara itu zooplankton
berkedudukan sebagai konsumen primer dengan memanfaatkan sumber energi yang
dihasilkan oleh produser primer (Tambaru, dkk., 2014).
Kondisi
ekosistem perairan sangat berkaitan erat dengan
jenis dan intensitas kegiatan manusia yang ada baik di lingkungan
daratan maupun perairan itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
tersebut terhadap kesehatan lingkungan dapat berbentuk perubahan fisik
lingkungan perairan atau penambahan bahan-bahan luar hasil kegiatan manusia
baik yang bersifat racun atau tidak beracun. Peningkatan kebutuhan manusia
memacu meningkatkan degradasi lingkungan perairan yang akhirnya akan
mempengaruhi sumber daya hayati perairan (Dwirastina dan Wibowo. 2015).
Laut
merupakan sebuah ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi antara
faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan saling mempengaruhi.Lingkungan
menyediakan tempat hidup bagi
organisme-organisme yang
menempatinya, sebaliknya
makhluk hidup dapat mengembalikan energi
yang dimanfaatkannya ke dalam lingkungan. Suatu daur energi memberikan
contoh nyata akan keberadaan interaksi
tersebut (Usman. 2013).
Perairan
sungai salah satu ekosistem yang menjadi
salah satu komponen utama dari lingkungan.
Kondisi perairan sungai secara tidak langsung dapat menun-jukkan kondisi
lingkungan . Pesatnya pembangunan suatu kawasan disatu sisi membawa dampak
positif berupa produk yang bermanfaat bagi masyarakat, akan tetapi di sisi lain
juga menghasilkan limbah yang apa-bila
tidak ditangani dengan tepat dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Efek
jangka panjang dari degradasi kualitas lingkungan dimungkinkan menjadi efek
domino negative bagi sektor lain diantaranya kesehatan, sosial dan ekonomi (Indrowati, dkk., 2012).
Kualitas
perairan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme perairan.
Keberadaan zooplankton di suatu perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
fisika kimia perairan. Untuk tumbuh dan berkembang dengan baik zooplankton
memiliki batas toleransi parameter fisika kimia perairan. Paterson komunitas
zooplankton sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Perubahan pada
struktur komunitas zooplankton (keragam an, kelim pahan, dom inansi, dan keseragaman)
mengindikasikan bahwa perairan tersebut telah mendapat gangguan atau terjadi
perubahan-perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
fisika kimia perairan dan struktur komunitas zooplankton di perairan Sungai
Banyuasin pasca pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api (Prianto,E. 2010).
Kondisi
kualitas perairan yang berpengaruh terhadap keberadaan jenis jenis fitoplankton
salah satunya adalah kekeruhan, karena dalam perairan yang keruh akan
mempengaruhi penetrasi sinar matahari. Keadaan seperti ini akan berpengaruh
terhadap keberadaan fito-plankton yang membutuhkan sinar mata-hari untuk
kelangsungan proses fotosinte-sis. Berkurangnya fitoplankton di suatu
perairan akan mempengaruhi
organisme lain mulai jenis-jenis hewan pemakan fitoplankton sampai pada tingkat
tropik berikutnya. Kualitas perairan yang buruk akan menyebabkan keanekaragaman
jenis fitoplankton semakin kecil, karena semakin sedikit jenis yang dapat
toleran dan ber-adaptasi terhadap kondisi perairan terse-but. Berdasarkan
perbedaan daya toleransi dan kemampuan adaptasi jenis-jenis fito-plankton terhadap
habitatnya, maka kelim-pahan dan keanekaragaman fitoplankton dapat dijadikan
untuk menilai kualitas suatu perairan (Handayani dan Imran. 2008)
Dalam
undang – undang No.11tahun 1974 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber
air ialah semua wadah alami dan yang telah dibuat oleh orang , seperti
sungai,danau,waduk,mata air dan sebagainya. Danau sebagai salah satu sumber
air, pengelolaannya tidak dapat berdiri sendiri, harus diintegrasikan kedalam
pengelolaan DAS sebagai kesatuan wilayah,begitu pula pemanfaatannya.
Pemanfaatan danau sebagai sumber air menurut pasal 8 ayat (2) ,memiliki
prioritas sebagai air minum,rumah tangga,pertahanan, keamanan,peternakan,
perkebunan,perikanan, industri, pertambangan dan lalu lintas air. Sebagai
sumber air yang paling praktis, danau sudah menyediakannya melalui terkumpulnya
air secara alami melalui aliran dibawah tanah yang secara alami melalui aliran
permukaan yang masuk kedanau, aliran sungai sungai yang menuju kedanau dan
melalui aliran dibawah tanah yang secara alami mengisi cekungan dimuka bumi
ini. Bentuk fisik danaupun memberikan daya tarik sebagai tempat membuang yang
praktis ( Yazwar. 2008).
Tujuan
Praktikum
Tujuan
praktikum Laboratorium ini adalah :
1.
Untuk Mengetahui
pengertian Plankton
2. Untuk
mengetahui pengertian fitoplankton dan zooplankton
3. Untuk
mengetahui peranan plankton di perairan
Manfaat
Praktikum
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah
sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, sebagai salah satu syarat
masuk Laboratorium Ekologi Perairan dan agar mahasiswadapat mengetahui biota
apa saja yang hidup diperairan.
TINJAUAN PUSTAKA
Plankton
Plankton
merupakan organisme kecil yang hidup di kolam perairan dan merupkana komponen
yang sangat penting dalam ekosistem perairan. Plankton dapat bergerak sedikit
dengan bantuan cilia atau flagel namun tidak mempunyai daya menentang arus,
sehingga cenderung terbawa oleh arus. Proses melayang pada plankton terjadi
karena plankton mampu mengatur densitas tubuhnya agar sama dengan densitas air.
Secara umum planton bisa dibedakan menjadi fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah plankton nabati yang memiliki kemampuan berfotosintesis dan
berperan sebagai produsen di lingkungan perairan. Zooplankton adalah plankton
hewani yang berperan sebagai mata rantai antara fitoplanton sebagai produsen
primer dengan karnivora pada rantai makanan diatasnya (Rahmatullah dkk, 2016).
Keberadaan
plankton mengalami gangguan seiring dengan pesatnya pembangunan terutama pada
kawasan yang merupakan pusat kegiatan pembangunan. Berbagai bentuk antropogenik
seperti reklamasi pantai, pengembangan perumahan, dan kegiatan industri
(penambangan pasir dan batu, pengolahan kayu), pelabuhan, perhotelan dan sarana
pariwisata sangat berpotensi menimbulkan pencemaran. Hal ini dapat mempengaruhi
kehidupan organisme didalam laut termasuk plankton. Bahwa laut dihuni berbagai
kelompok tumbuh – tumbuhan dan hewan laut yang jumlahnya banyak dengan jenis
yang beranekaragam. Demikian halnya perairan yang memiliki sumberdaya laut yang
beranekaragam termasuk planton (Sabran dkk, 2016).
Plankton
merupakan salah satu indikator biologik dalam menentukan kualitas perairan.
Karena gamabaran tentang kualiatas perairan dapat diketahui melalui keragaman
plankton. Plankton diperairan secara kuantitatif sepanjang tahun berubah – ubah
sesuai dengan berubahnya kualitas air. Limbah organik yang banyak mengandung
unsur hara (nurtient) akan
menimbulkan kenaikan populasi plankton, sedangkan limbah yang banyak mengandung
logam berat, minyak dan detergen
menyebabkan penurunan populasi plankton. Pada saat budidaya perairan
pemeliharaan tempat perlu diperhatikan lingkungan baik kuantitas maupun
kualitas (Pagora dkk, 2015).
Salah satu cara
untuk menduga status pencemaran suatu perairan adalah dengan mengamati
organisme yang hidup di perairan tersebut. Organisme yang keberagamannya dapat
digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah plankton. Plankton
adalah organisme yang memiliki keragaman habitat, ada jenis – jenis plankton
yang bisa hidup diperairan tercemar dimana plankton jenis lain tidak bisa
hidup. Dan ada jenis plankton yang hanya bisa hidup kalau kondisi perairan
masih tergolong baik. Pada saat kondisi perairan menurun karena terjadinya
pencemaran, maka jenis – jenis plankton yang hanya bisa hidup dilingkungan
perairan tergolong baik tidak bisa hidup (Kurniawan, 2011).
Klasifikasi
plankton menueur cara memeperoleh cara makannya memberikan pembagaian plankton disebut fitoplankton dan
zooplankton. Fitoplankton (plankton nabati) adalah kumpulan organisme plankton,
deangan memanfaatkan unsur – unsur hara, sinar matahari dan karbon dioksida,
dapat memproduksi materi organik. Sedangkan zooplankton adalah kumpulan
organisme plankton yang bersifat
heterotrofik, yang mana untuk hidupnya membutuhkan materi organik dari
organisme lainnya, khususnya plankton. Klasifikasi plankton berdasarkan
kehidupannya ada dua yaitu holoplankton dan meroplankton. Holoplankton adalah
kumpulan dari organisme zooplankton yang seluruh daur hidupnya sebaagai
plankton. Sedangkan meroplankton diartikan sebagai organisme yang sebagaian
dari daur hidupnya bersifat planktonis dan selanjutnya mengalami
perubahan/metamorfosis menjadi nekton atau bentos (Wiadnyana, 2006).
Pada ekosistem
perairan zooplankton memiliki peran penting dalam siklus rantai makanan karena
zooplanton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produsen primer yaitu
fitoplankton. Keberdaan plankton pada suatu perairan dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat produktivitas pada suatu perairan. Keanekaragaman dan
kelimpahan zooplankton dapat menandakan kestabilan suatu perairan. Keberadaan
zooplankton juga sangat diperngaruhi oleh kondisi perairan. Hanya zoo planton
tertentu yang bisa hidup di ekosistem estuari (Rahmatullah dkk, 2016).
Menurut
ukurannya planton dibedakan menjadi tujuh kategori : femtoplankton (0,02 – 0,2
µm); pikoplankton (0,2 – 2,0 µm); nanoplankton (2,0 – 20 \xn); mikroplankton (20 – 200 µm); mesoplankton (0,2 – 20 mm); makroplankton (2 – 20 cm) dan ukuran
megaplankton (20 – 200 cm). Pada umumnya organisme plankton berukuran dari 0,2
µm – 2000 µm. Komponen plankton yang berukuran < 20 µm macakup oranisme
autrotofik (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan heterotrofik (organisme
yang memnafaatkan bahan organil dari organisme lainnya), diantaranya :
cyanobanteria chroococcoid (prokariotic), alga sangat sangat kecil
(eukariotik), bakteri dan flagelata heterotrofik. Meskipun ukurannya relatif
sangat kecil kelompok plankton berukuran ≤ 20 urn memiliki konstribusi secara
kuantitatif penting diperairan (Wiadnyana, 2006).
Zooplankton
Zooplankton adalah hewan air yang renik dengan
gerakan yang aktif. Zooplankton merupakan plankton yang umumnya
mampu bergerak aktif. Plankton berdasarkan habitat hidupnya terdiri atas
plankton oseanik yang hidup di lautan lepas atau di luar paparan benua;
plankton neritik yang hidup di perairan paparan benua; dan limnoplankton yang
hidup di air tawar (Ningrum dan Wijiyono, 2015).
Distribusi zooplankton melimpah di perairan
berkaitan erat dengan ketersediaan makanan atau fitoplankton sebagai
makanannya. Perubahan komposisi dari komunitas zooplankton bervariasi dari
tahun ke tahun dikarenakan perubahan makanan dan lingkungan tempat hidupnya
zooplankton dapat merespon kurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tingkat
nutrien, kontaminasi racun, kualitas
makanan yang buruk atau kelimpahan makanan dan keberadaan predator
(Minggawati, 2014).
Zooplankton merupakan konsumen
pertama yang memanfaatkan produksi primer yang dihasilkanfitoplankton. Peranan
zooplankton sebagai mata rantai antara produsen primer dengan karnivora besar
dan kecil dapat mempengaruhi kompleksitas rantai makanan dalam ekosistem
perairan. Zooplankton seperti halnya organisme lain hanya dapat hidup dan
berkembang dengan baik pada kondisi perairan yang sesuai seperti perairan laut,
sungai dan waduk. Kelimpahan zooplankton ditentukan dengan metode Sedwigck-Rafter Counting
Method.
Hubungan antara zooplankton dengan lingkungan dianalisis dengan regresi linier
berganda. Keeratan hubungan zooplankton dengan fitoplankton menggunakan
analisis korelasi regresi (Handayani dan Patria, 2005).
Kualitas
air dalam suatu ekosistem perairan dapat diukur secara fisik dan kimiawi.
Selain itu, dapat juga dilihat keberadaan kelompok organisme dalam ekosistem
tersebut. Adanya zooplankton dalam suatu ekosistem perairan digunakan
sebagai data untuk penilaian kualitas perairannya. Perubahan lingkungan yang
terjadi pada suatu perairan akan mempengaruhi keberadaan Zooplankton baik
langsung atau tidak langsung. Zooplankton adalah hewan air yang renik dengan
gerakan yang aktif. Zooplankton merupakan plankton yang umumnya
mampu bergerak aktif. Plankton berdasarkan habitat hidupnya terdiri atas
plankton oseanik yang hidup di lautan lepas atau di luar paparan benua;
plankton neritik yang hidup di perairan paparan benua; dan limnoplankton yang
hidup di air tawar (Ningrum dan Wijiyono, 2015).
Struktur
komunitas dan pola penyebaran zooplankton dalam perairan dapat dipakai sebagai
salah satu indikator biologi dalam menentukan perubahan kondisi perairan
tersebut. Untuk mengkaji hal tersebut salah satu yang dapat dilakukan yaitu
dengan mengetahui komposisi, kelimpahan, dan keanekaragaman zooplankton.
Struktur komunitas zooplankton di suatu perairan ditentukan oleh kondisi
lingkungan dan ketersediaan makanan dalam hal ini fitoplankton. Apabila kondisi
lingkungan sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka akan terjadi proses
pemangsaan fitoplankton oleh zooplankton. Apabila kondisi lingkungan dan
ketersediaan fitoplankton tidak sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka
zooplankton akan mencari kondisi lingkungan dan makanan yang lebih sesuai
(Handayani dan Patria, 2005).
Fitoplankton
Dalam rantai makanan di perairan,
peranan fitoplankton sangat penting karen a kemampuannya mengubah bahan
anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. Oleh karena itu
fitoplankton dianggap merupakan dasar atau awal di dalam model rantai makanan
di perairan. Organisme ini yang dimangsa oleh zooplankton akan dimangsa oleh
ikan dan predator lainnya, mengantarkan energi dan materi ke jenjang trofik
yang lebih tinggi. Dengan demikian infonnasi mengenai komposisi atau biomassa
fitoplankton sangat penting sebagai dasar untuk menggambarkan aliran energi
dari rantai makanan di perairan. Untuk mengukur laju produksi zat organik
melalui proses fotosintesa terseebut, diperlukan informasi mengenai
produktifitas primer dan kelimpahan fitoplankton (Kaswadji, 1993).
Fitoplankton
yang dijadikan sebagai indikator kualitas perairan berhubungan dengan indeks
saprobitas perairan. Indeks saprobitas perairan diukur menggunakan jenis
fitoplankton yang ditemukan, karena setiap jenis fitoplankton merupakan
penyusun dari kelompok saprobik tertentu yang akan mempengaruhi nilai
saprobitas. Salah satu cara untuk pemantauan kualitas perairan dapat dilakukan
penelitian secara biologi menggunakan indikator fitoplankton
(Maresi,
2015).
Untuk
melihat hubungan antara beberapa parameter kualitas air dengan fitoplankton
dianalisis menggunakan :Analisis Sidik Ragam (Anova) dan Analisis Koefisien
Korelasi Pearson (r) antar parameter (parameter fisik, kimia terhadap
fitoplankton). Selanjutnya data yang diperoleh ditabulasikan ke dalam bentuk
tabel. Data parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif (Haninuna,
dkk., 2015).
Lingkungan suatu perairan terdiri
dari dua komponen yaitu biotik dan abiotik yang mana keduanya saling
berinteraksi melalui aliran energi dan daur hara (nutrien). Bila interaksi
ke-duanya terganggu maka akan terjadi perubahan atau gangguan yang menyebabkan
ekosistem perairan menjadi tidak seimbang. Seperti halnya sekitar bantaran
sungai yang telah dimanfaatkan untuk pemu-kiman dan aktivitas lain seperti
industri, perke-bunan dan pertambakan. Kegiatan-kegiatan ter-sebut pada umumnya
menghasilkan limbah maupun sampah yang dibuang langsung ke perairan sungai
sehingga secara tidak langsung pencemaran tersebut dapat menyebabkan penu-runan
kadar kualitas perairan pada pantai tem-pat sungai tersebut bermuara. Fitoplankton
dijadikan sebagai indikator kualitas perairan karena siklus hidupnya pendek,
respon yang sangat cepat terhadap perubahan lingkungan, dan merupakan produsen
primer yang menghasilkan bahan organik serta oksigen yang bermanfaat bagi
kehidupan perairan dengan cara fotosintesis Pengaruh cahaya matahari dalam
proses fotosintesis juga menyebabkan fitoplankton berdistribusi secara
horizontal (Maresi, 2015).
Identifikasi
genera fitoplankton, dilaku-kan berdasarkan karakteristik morfologi yang
dicocokkan dengan referensi “Planktonology”, “Identifying Marine
Phyto-plankton”, “Phytoplankton Identification Cataloge”, dan “Plankton Laut”.
Kelim-pahan fitoplankton dihitung berdasarkan meto-da sapuan diatas Sedgwick
Rafter Counting Cell (SRCC). Kelimpahan plankton dinyatakan se-cara
kuantitatif dalam jumlah sel/liter. dihitung berdasarkan rumus (Rashidy, dkk.,
2013).
Fitoplankton
memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan, fungsi ekologinya
sebagai produsen primer dan awal mata rantai dalam jaring makanan menyebabkan
fitoplankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu perairan. Tingkat
berikutnya adalah pemindahan energi dari produsen ke tingkat tropik yang lebih
tinggi melalui rantai makanan (Handayani
dan Patria, 2005).
Manfaat
Plankton di Perairan
Meskipun
berukuran relatif sangat kecil, plankton memiliki peranan ekologis sangat
penting dalam menunjang kehidupan di perairan. Berkat fitoplankton yang dapat
memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa, kehidupan di perairan dimulai
dan terus berlanjut ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi dari tingkatan
zooplankton sampai ikanikan yang berukuran besar, dan tingkatan terakhir
sampailah pada binatang paus dan atau manusia yang memanfaatkan ikan sebagai
bahan makanan. Peranan plankton semakin mutlak di dalam kehidupan pelagis,
diperlukan oleh organisme tingkat tinggi lainnya sebagai bahan makanan. Oleh
karena di perairan pelagis, fitoplankton adalah satu-satunya organisme yang
berperan sebagai mesin kehidupan, yang mampu menghasilkan bahan organik. Tanpa
fitoplankton diperkirakan laut yang begitu sangat luas, akan dihuni oleh
beberapa jenis biota yang mampu hidup dari rantai kehidupan lainnya (Wiadnyana, 2006).
Fitoplankton mepunyai peranan yang sangat
penting didalam suatu perairan yang sangat penting dari rantai pakan primeri
prudocer juga merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan perairan.
Terdapat hubungan positif antara kelimpahan fitofplanton dengan produktifitas
perairan. Jika kelimpahan fitopplankton disuatu perairan tinggi maka perairan
tersebut cendrung memikliki produktifitas yang tinggi pula (Yuliana,2013).
Zooplankton merupakan
konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer yang dihasilkan
fitoplankton. Peranan zooplankton sebagai
mata rantai antara produsen primer dengan karnivora besar dan kecil dapat
mempengaruhi kompleksitas rantai makanan dalam ekosistem perairan. Sehingga
keberadaan zooplankton berbanding
lurus dengan keberadaan fitoplankton (Ningrum,
2015).
Salah satu cara
untuk pemantauan kualitas perairan dapat dilakukan penelitian secara biologi
menggunakan indikator fito-plankton. Fitoplankton dijadikan sebagai indikator
kualitas perairan karena siklus hidupnya pendek, respon yang sangat cepat
terhadap perubahan lingkungan dan merupakan produsen primer yang menghasilkan
bahan organik serta oksigen yang bermanfaat bagi kehidupan perairan dengan cara
fotosintesis. Pengaruh cahaya matahari dalam proses fotosintesis juga
menyebabkan fitoplankton berdistribusi secara horizontal. Fitoplankton yang
dijadikan sebagai indikator kualitas perairan berhubungan dengan indeks
saprobitas perairan. Indeks saprobitas perairan diukur menggunakan jenis
fitoplankton yang ditemukan, karena setiap jenis fitoplankton merupakan
penyusun dari kelompok saprobik tertentu yang akan mempengaruhi nilai
saprobitas (Maresi, 2015).
Dari
segi pemanfaatannya, beberapa jenis zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia
sebagai bahan makanan. Jenis makanan ini banyak mengandung berbagai jenis asam
amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak dan karbohidrat. Ada sekitar 20
jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap untuk berbagai macam
pemanfaatan. Selain sebagai bahan makanan, zooplankton juga dapat digunakan
sebagai umpan. Zooplankton tersebut berukuran lebih 20 mm dari subfilum
krustasea atau dikenal udang rebon( Acetes, Sergia dan Neomysis), juga jenis
ubur-ubur( Rhopilema dan Stomolophus). Namun permasalahannya adalah diperlukan
suatu biomassa zooplankton yang besar dan terlokalisasi agar penangkapan dapat
efektif dan ekonomis. Informasi terakhir diperoleh gambaran bahwa udang (Wiadnyana,
2006).
Komentar
Posting Komentar