EKOLOGI PERAIRAN RANTAI MAKANAN
Laporan Laboratorium Ekologi Perairan
RANTAI MAKANAN DI PERAIRAN (STUDI KASUS: )
Oleh:
Rizky Yonanda Lubis
160302062
I/B
LABORATORIUM
EKOLOGI PERAIRAN
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2017
TINJAUAN PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucupakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat hidayat dan karunia-Nya penyusun
dapat menyelesaikan laporan laboratorium
Ekologi Perairan yang berjudul “Rantai Makanan di Perairan Danau (Studi Kasus: )”
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku
dosen penanggung jawab mata kuliah Ekologi Perairan serta kepada seluruh
asisten Laboratorium Ekologi Perairan.
Demikianlah
yang dapat penyusun sampaikan. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Medan, Mei 2017
Penyusun
DAFTAS ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................. 2
Tujuan Praktikum............................................................................. 3
Manfaat Praktikum.......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem Danau .............................................................................
Rantai Makanan ..............................................................................
Jaring Makanan ...............................................................................
Piramida Makanan ...........................................................................
STUDI KASUS........................................................................................... 7
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil................................................................................................. 8
Pembahasan...................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 10
Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ekologi
merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang hubungan makhluk
hidup dengan habitatnya. Dalam ekologi, dikenal istilah rantai makanan. Rantai
makanan merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari beberapa spesies
organisme. Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan berupa interaksi
dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey) dengan pemangsa
(predator). Model yang mendiskripsikan interaksi dua spesies yang terdiri dari
prey dan predator adalah model rantai makanan dua spesies. Kehadiran predator
memberikan pengaruh pada jumlah prey. Pada interaksi tiga spesies, kehadiran
predator kedua berpengaruh pada jumlah predator pertama dan prey sehingga dalam
rantai makanan setiap komponennya saling memberikan pengaruh. Model yang
mendiskripsikan interaksi tiga spesies yang terdiri dari prey, predator
pertama, dan predator kedua adalah model rantai makanan tiga spesies. Untuk itu
dari model rantai makanan tiga spesies ini akan dicari solusi kesetimbangan dan
dianalisis perilaku dari sistem yang dapat ditentukan dengan menganalisis kestabilan
dari solusi kesetimbangan (Praktikno dan Sunarsih,2010).
Perairan danau merupakan salah satu
bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara umum, danau
merupakan perairan umum daratan yang memiliki fungsi penting bagi pembangunan
dan kehidupan manusia. Danau memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi,
budidaya dan sosial ekonomi. Dilihat dari aspek ekologi, danau merupakan tempat
berlangsungnya siklus ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik di
dalamnya. Keberadaan danau akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di
sekitarnya, sebaliknya kondisi danau juga dipengaruhi oleh ekosistem di
sekitarnya. Sedangkan dilihat dari aspek budidaya, masyarakat sekitar danau
sering melakukan budidaya perikanan jala apung dan dari aspek sosial ekonomi,
danau memiliki fungsi yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan
masyarakat sekitar danau
(Safitri, 2008).
Komunitas adalah kumpulan populasi
makhluk hidup di suatu tempat tertentu. Kesatuan antara komunitas dengan
lingkungan hidupnya akan membentuk hubungan timbal balik yang disebut dengan
ekosistem. Di dalam ekosistem terdapat rantai makanan, yaitu lintasan konsumsi
makanan yang terdiri dari beberapa spesies organisme. Tiap tingkat dari rantai
makanan disebut tingkat trofik. Bagian paling sederhana dari suatu rantai
makanan berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey) dengan pemangsa (predator). Model predator-prey pertama
kali dikenalkan oleh Lotka pada tahun 1925 dan Volterra pada tahun 1926,
sehingga model ini juga disebut model Lotka-Volterra. Perilaku prey,
intermediate predator, dan top predator dengan mengasumsikan prey sebagai
spesies yang dimangsa oleh intermediate predator dan top predator, intermediate
predator sebagai spesies yang memangsa prey tetapi juga dimangsa oleh top
predator, sedangkan top predator sebagai spesies yang memangsa prey dan
intermediate predator. Predator adalah spesies yang memangsa prey dan top
predator adalah spesies yang hanya memangsa predator. Model matematika yang
terbentuk terdiri dari tiga persamaan, yaitu laju pertumbuhan populasi prey,
predator, dan top predator. Analisis dinamik dilakukan dengan menentukan titik
kesetimbangan dan kestabilan dari titik kesetimbangan (Dewi, 2010).
Danau adalah salah satu bentuk
ekosistem yang menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi
dibandingkan dengan habitat laut dan daratan. Untuk memenuhi kepentingan manusia,
lingkungan sekitar danau diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup manusia.
Ruang dan lahan di sekitar kawasan danau dirombak untuk menampung berbagai
bentuk kegiatan manusia seperti permukiman, prasarana jalan, saluran limbah
rumah tangga, tanah pertanian, rekreasi dan sebagainya. Sehingga seringkali
terjadi pemanfaatan dan konservasi yang tidak berimbang; terjadi pemanfaatan
danau yang berlebih (over exploited)
yang tidak memperhatikan daya dukung. Pendangkalan akibat erosi dan eutrofikasi
merupakan penyebab suksesi suatu perairan danau. Hilangnya ekosistem danau
mengakibatkan kekurangan cadangan air tanah pada suatu kawasan/wilayah dan
akhirnya mengancam ketersediaan air bersih bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Akibatnya, lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat manusia
dan alam terancam tidak dapat berlanjut. Pencemaran air berdampak pada suplai
air minum, ekosistem, ekonomi serta kesehatan manusia dan keamanan sosial (social security) (Walukow, 2010).
Rantai makanan merupakan lintasan
konsumsi maknan yang terdiri dari bebrapa spesies organisme. Bagian paling
sederhana dari suatu rantai makanan berupa interaksi dua spesies yaitu
interaksi antara spesies mangsa (prey)
dengan pemangsa (predator). Model
yang mendeskripsi kan interaksi dua spesies yang terdiri dari prey dan predator
adalah model rantai makanan dua spesies. Kehadiran predator memberikan pengaruh
pada jumlah prey. Pada interaksi tiga spessies, kehadiran predator kedua
berpengaruhh pada jumlah predator pertama dan prey sehingga dalam rantai
makanan setiap komponennya saling memberikan pengaruh. Model yanng
mendeskripsikan interaksi tiga spesies yang terdiri dri prey, predator pertama,
dan predator kedua adalah model rantai makanan tiga spesies (Muflihah, 2017).
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum Laboratorium ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian
Rantai Makanan
2. Mengetahui
pengertian Jaring-jaring Makanan dan Piramida Makanan
3. Mengetahui
keadaan rantai makanan di perairan danau.
Manfaat
Praktikum
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah
sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, sebagai salah satu syarat
masuk Laboratorium Ekologi Perairan dan agar mahasiswa dapat mengetahui Rantai
makanan, jaring-jaringan makanan dan Piramida makanan di perairan.
|
Ekosistem
Danau
Perairan disebut danau apabila perairan
itu dalam dengan tepi yang umumnya curam. Air danau biasanya bersifat jernih
dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir saja.
Berdasarkan pada proses terjadinya danau dikenal danau tektonik yang terjadi
akibat gempa dan danau vulkanik yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi,
bahwa asal mula sebuah danau dapat bermacam-macam. Ada yang terbentuk karena
terjadi patahan di permukaan bumi yang kemudian diikuti peristiwa klimat.
Beberapa danau lain timbul akibat gejala vulkan, karena belokan sungai yang
terlalu dalam, karena depresi tanah kapur dan ada juga danau buatan. Ekosistem
danau dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu Benthal merupakan zona
substrat dasar yang dibagi menjadi zona litoral dan zona profundal. Litoral
merupakan bagian dari zona benthal yang masih dapat ditembus oleh cahaya
matahari, sedangkan zona profundal merupakan bagian dari zona benthal di bagian
perairan yang dalam dan tidak dapat ditembus lagi oleh cahaya matahari. Zona
perairan bebas sampai ke wilayah tepi merupakan habitat nekton dan plankton
yang disebut zona pelagial. Selanjutnya dikenal zona pleustal, yaitu zona pada
permukaan perairan yang merupakan habitat bagi kelompok neuston dan pleuston.
Berdasarkan pada daya tembus cahaya matahari kedalam lapisan air, dapat
dibedakan menjadi beberapa antara lain zona fotik (photic zone) di bagian atas,
yaitu zona yang dapat ditembus cahaya matahari dan zona afotik (aphotic zone)
di bagian bawah, yaitu zona yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari
(Sitorus, 2010).
Ekosistem air dapat berupa ekosistem air
tawar atau ekosistem laut. Ekosistem air tawar antara lain sungai, kolam,
danau, rawa air tawar dan rawa air gambut. Ekosistem air tawar lentik memiliki
ciri airnya tidak berarus. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah
horizontal yaitu wilayah litoral, limnetik dan profundal. Wilayah litoral
adalah wilayah tepi danau dan kolam. Organisme litoral antara lain, teratai,
Hydrillia, hydra, capung, katak dan burung. Wilayah limnetik adalah wilayah
perairan terbuka yang masih dapat ditembus cahaya matahari. Pada wilayah ini
banyak mengandung fitoplankton dan zooplankton
Wilayah profundal, yaitu daerah yang dalam dengan berbagai jenis
dekomposer pada bagian dasarnya (Aryulina, dkk., 2006).
Karakteristik morfometri danau yang
menunjukkan kondisi komponen ekosistem abiotik sebagai habitatkehidupan
kelompok biota di air danau, sangat berkaitan dengan komponen ekosistem biotik.
Informasiekosistem akuatik danau sangat diperlukan sebagai salah satu dasar
pertimbangan pada pengelolaandanau. Ekosistem danau boleh juga dikatakan dengan
ekosistem komplek, karena tidak hanya komponenbiota di air dana namun juga
komponen biotik dan abiotik didaratan memiliki ketergantungan daninteraksi,
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan ekosistem danau (Susilo,
2011).
Morfometri perairan menentukan karakteristik utama danau
yang membedakannya dengan perairanmenggenang lain, yaitu Tepi Perairan. Tepi
perairan adalah habitat biota air litoral. Tepi perairan danau terjal,
menunjukkansempitnya daerah litoral. Karena itu, keragaman biota airnya lebih
sedikit dibanding perairan dangkal. Kedalaman. Danau memiliki kedalaman yang
perbedaannya sangat signifikan dibanding tipe perairandarat menggenang lainnya.
Kedalaman perairan danau bisa mencapai lebih dari 500 m, bagian tengahbiasanya
terdalam. Kedalaman perairan danau memungkinkan terjadinya stratifikasi kolom
airnya akibatdaya tembus sinar matahari dan perubahan (penurunan) suhu
perairan. Stratifikasi akibat sinar mataharimenghasilkan zona tembus cahaya
(zona fotik) dan zona gelap, tidak tembus cahaya (zona afotik). Fluktuasi muka
air. Fluktuasi atau naik-turunnya permukaan air danau relatif kecil
dibanding tipeperairan darat menggenang lainnya. Daerah Surutan draw-down.
Danau memiliki daerah surutan yang sempit, sehingga beban masukanbahan organik
dari dalam perairannya sendiri (autochthonous) sedikit, kecuali jika ada
intervensi langsungseperti budidaya ikan dengan tambahan pakan. Daerah Tangkap
Air (DTA). Daerah tangkapan air merupakan sumber air utama bagi perairan
danau.Semakin luas daerah ini, semakin banyak massa air yang tertampung di
perairannya. Tentunya pasokanyang masuk dari luar (allochthonous) tidak hanya
air saja melainkan berbagai beban cair dan padatlainnya. Jumlah Teluk. Adanya
teluk di perairan danau menyebabkan air danau tenang. Ketenangan massa airdapat
memicu perkembangan biota air secara optimal. Garis Pantai adalah zona
pertemuan daratan dengan perairan. Di zona tersebut terjadi penelusupanunsur
hara (nutrient influx) dari daratan ke perairan. Makin panjang garis pantainya,
makin besartelusupan unsur hara daratan ke perairan. Masa Simpanan Air. Makin
lama massa air tersimpan di perairan, kemurnian airnya makin terjamin karenaada
kesempatan partikel-partikel dalam air untuk mengendap. Selain itu, ekosistem
perairannya sangatstabil. Masa simpan air (water retention time) danau adalah
yang terlama dibanding tipe perairan daratmenggenang lainnya, sesuai fungsinya
sebagai penyimpan air. Pengeluaran Air. Pengeluaran air (outlet) perairan danau
berada di bagian atas melalui sungai, berartikeluarnya air dari kolom
epilimnion yang fotik (Susilo, 2011).
Rantai Makanan
Rantai
makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan
tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan dekomposer. Tiap tingkat dari rantai makanan dalam
suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah
organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I
biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik
ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan
daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik
tertinggi disebut konsumen puncak. Rantai makanan merupakan gambar peristiwa
makan dan dimakan yang sederhana. Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya
terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber
makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu
memakan satu jenis produsen ( Ramadhani, 2012).
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam
suatu perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata rantai
dalam jaringan makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala
kesuburan suatu perairan. Tingkat berikutnya adalah pemindahan energi dari
produsen ke tingkat tropik yang lebih tinggi melalui rantai makanan.
Zooplankton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer yang
dihasilkan fitoplankton. Peranann zooplankton sebagai mata rantai antara
produsen primer dengan karnivora besar dan kecil dapat mempengaruhi
kompleksitas rantai makanan dalam ekosistem perairan (Minggawati, 2014).
Tiga Macam rantai pokok yaitu: rantai pemangsa, rantai
parasit dan rantai saprofit. Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan
hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat
herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora
sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun
herbivora sebagai konsumen ke-3. Rantai parasit dimulai dari organisme besar
hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara
lain cacing, bakteri, dan benalu. Rantai saprofit dimulai dari organisme mati
ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak
berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk
faring-faring makanan (Ramadhani, 2012).
Jaring-
Jaring Makanan
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting
dalam suatu perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata
rantai dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala
ukuran kesuburan suatu perairan. Tingkat berikutnya adalah pemindahan energi
dari produsen ke tingkat tropik yang lebih tinggi melalui rantai makanan.
Zooplankton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer yang
dihasilkan fitoplankton. Peranan zooplankton sebagai mata rantai antara
produsen primer dengan karnivora besar dan kecil dapat mempengaruhi
kompleksitas rantai makanan dalam ekosistem perairan (Handayani dan Patria,
2005).
Makrozoobentos berkontribusi sangat
besar terhadap fungsi ekosistem perairan daan memegang peranan penting seperti
proses mineralisasi dalam sedimen dan siklus material organik, serta berperan
dalam transfer energi melalui bentuk rantai makanan, sehingga hewan ini
berfungsi sebagai penyeimbang nutrisi dalam lingkungan perairan. Komposisi
makrozoobentos dapat merespon perubahan variasi karakteristik fisika kimia air
diatasnya
(Oktarina dan syamsuddin, 2015).
Piramida Makanan
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam
bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah,
piramida biomassa, dan piramida energi. Piramida jumlah yaitu Organisme dengan
tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti
kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan
organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang.
Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu
lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora
selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1
juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di
dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik. Piramida biomassa,
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan
aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat
disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup
di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka
rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah
organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur
dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil
sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan
pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa
yang terjadi pada ekosistem. Piramida energi Seringkali piramida biomassa tidak
selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain
dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam
waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang
aliran energi dalam ekosistem. Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah
energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik (Safitri, 2010).
STUDI KASUS
Penelitian ini
dilakukan di dua lokasi, yaitu: (1) zona interrhizon Danau Lutan Palangkaraya,
Kalimantan Tengah yang merupakan lokasi pengambilan sampel hidup cladocera. (2)
Laboratorium Jurusan Perikanan Universitas Palangkaraya, yang merupakan lokasi
dilakukannya pensortiran dan ujicoba budidaya cladocera dalam aquarium. Lama
penelitian adalah 2 bulan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Januari 2011.
Wadah ujicoba (3 buah aquarium) dengan alas Styrofoam diletakkan pada rak besi
bertingkat. Kemudian masingmasing diisi air media sebanyak 15 liter yang
sebelumnya telah disaring dengan plankton net 40µm, dengan maksud agar air
media bebas dari zooplankton namun phytoplankton tetap berada dalam air media.
Cara perhitungan
Fitoplankton secara manual dengan langkah:
1. Pengkoleksian Sampel
Hidup Cladocera
Sampel
cladocera dikoleksi secara random pada siang hari dengan menyaring air di bawah
sistem perakaran tumbuhan air. Penyaringan diawali dengan mengoyang-goyangkan
tumbuhan air di zona interrhizon dan menyaring air permukaan pada lokasi
tersebut dengan plankton net 40µm.
2.
Pensortiran
Sampel Hidup Cladocera
Sampel
hidup cladocera tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk disortir. Dengan
berpedoman kepada “Introduction to The Class Branchiopoda” (Dumont dan Negrea,
2002) dipilih salah satu spesies cladocera dalam sampel, selanjutnya disortir
satu per satu secara manual dibawah mikroskop stereo dengan bantuan kawat insek
dan pipet mikro (Djarijah, 2003), sampai berjumlah 150 ekor cladocera dengan
spesies yang sama.
3.
Ujicoba
Pembiakan Cladocera
Dari
150 ekor cladocera yang disortir, kemudian diinokulasi ke dalam wadah aquarium
masingmasing sebanyak 50 ekor dan dibiarkan berkembangbiak selama 5 minggu.
Dalam jangka waktu tersebut dilakukan sampling cladocera dalam aquarium per 3
hari (selama 2 minggu) dan per minggu (selama 3 minggu selanjutnya). Sampling
cladocera pada masing-masing aquarium dilakukan dengan cara menyaring 1 liter
air dengan plankton net 40µm, air yang telah disaring dikembalikan lagi dalam
aquarium dan air yang tersaring dimasukkan dalam botol sampel untuk selanjutnya
dilakukan penghitungan cladocera dengan bantuan mikroskop optik stereo.
DAFTAR PUSTAKA
Praktikno, B.W. Sunarsih. 2010. Model
Dinamis Rantai Makanan Tiga Spesies. Jurnal Matematika. 13(3): 151-158.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Dewi, B. I. R. 2010. Analisis
Dinamik Model Rantai Makanan Tiga Tingkat Trofik Dengan Fungsi Respon
Michaelis-Menten. Jurusan Matematika. Universitas Brawijaya, Malang.
Safitri, A. 2008. Rantai Makanan Pada
Ekosistem Lentik Di Perairan Danau Singkarang , Kabupaten Tanah Datar, Provinsi
Sumatera Barat. Fakultas Biologi. Universitas Hasanuddin, Makasar.
Walukow, A. F. 2010. Penentuan
Status Mutu Air Dengan Metode Storet Didanau Sentanijayapurapropinsi Papua.
Berita Biologi. 13 (3): 277-283. Universitas Cendrawasih, Jayapura.
Kusmeri, L dan D, Rosanti. 2015. Struktur
Komunitas Zooplankton Di Danau Opi Jakabaring Palembang. 12 (1): 1-20.
Universitas PGRI, Palembang.
Aryulina, D. C, Muslim. S, Manaf.
E, W. Winarni. 2006. Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X. Esis. Jakarta.
Susilo, J. T. 2011. Kebijakan
Tata Ruang Pengelolaan Ekosistem Danau. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Brawijaya, Malang.
Sitorus, J. R. 2010. Analisis
Ekosistem Di Perairan Danau Untuk Melihat Rantai Makanan Dan Jaring-Jaring
Makanan. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Alam. Universitas
SumateraUtara, Medan.
Komentar
Posting Komentar