Oseanografi Gelombang
Makalah Laboratorium
DasarmOseanografi
GELOMBANG ( STUDI KASUS: ANALISIS
KARAKTERISTIK KECEPATAN DAN TINGGI GELOMBAN
MENGGUNAKAN DATA SATELIT
ALTIMETRI
Rizky
Yonanda Lubis
160302062
VII/B
LABORATORIUM
DASAR OSEANOGRAFI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATRA UTARA
2017


Latar Belakang
Oseanografi
berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau Ilmu kelautan.
Oseanografi Fisika adalah, Ilmu yang mempelajari antara sifat-sifat fisika yang
terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan
daratan termasuk kejadian-kejadian seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang
dan gelombang, iklim dan sistem arus yang terdapat di lautan Fenomena
dinamikanya seperti pasang surut, arus, transport massa, dan sebagainya,
termasuk fenomena-fenomena yang belum terungkap secara lugas, contohnya
fenomena el nino dan la nina, dibutuhkan informasinya oleh banyak negara. Semua
fakta di atas mengukuhkan pentingnya samudera bagi kehidupan nasional,
regional, dan internasional. Dan ini juga mengukuhkan pentingnya disiplin ilmu
oseanografi untuk lebih dilirik, dipahami, bahkan didalami oleh para
intelektual yang meminatinya (Prashintia dkk.,2014)
Wilayah Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil dengan
panjang garis pantai total 43.670 mil atau 80.791 km sehingga wilayah Indonesia
disebut sebagai “benua maritim” (maritime continent). Wilayah Indonesia masuk
ke dalam wilayah tropis karena terletak di antara 23,5º Lintang Utara dan 23,5
º Lintang Selatan Indonesia dikenal memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan
musim hujan. Musim kemarau umumnya terjadi ketika angin datang dari arah timur
(disebut timuran).Periode aktif umumnya terjadi pada bulan April sampai
September.Sementara musim hujan umumnya terjadi pada saat angin bertiup dari
arah barat (disebut baratan).Periode aktif umumnya Oktober sampai Maret Atmosfer
di atas benua maritim Indonesia memainkan peranan penting dan unik dalam
perubahan atmosfer global.Namun demikian, mekanisme pembangkitan gerak atmosfer
masih sulit dipahami.Hal ini disebabkan kurangnya observasi atmosfer dan riset
cuaca di wilayah tropis. Kerumitan dinamika atmosfer wilayah tropis dan
keunikan atmosfer benua maritim menyebabkan kesulitan memprediksi cuaca dengan
tingkat ketelitian yang tinggi, untuk itu perlu dikembangkan metode prediksi
cuaca (Mufti,2014)
Gambaran
oseanografi suatu perairan laut adalah deskripsi dari penyebaran atau
distribusi spasial maupun temporal dari parameter suhu, salinitas dan oksigen.
Pengamat-an suhu, salinitas dan oksigen terlarut merupakan parameter yang tak
dapat dipisahkan dalam hampir setiap pene-litian di laut. Hal ini karena
berbagai aspek distribusi parameter seperti reaksi kimia dan proses biologi
merupakan fungsi dari suhu, sehingga suhu ini menjadi suatu variabel yang
menen-tukan. Sedangkan salinitas merupakan faktor penting bagi penyebaran orga-nisme
perairan laut dan oksigen dapat merupakan faktor pembatas dalam pe-nentuan
kehadiran makhluk hidup di da-lam air.Dalam aspek ekologi, penentuan suhu,
salinitas dan oksigen terlarut seringkali dinyatakan dalam kisaran nilai
harian, mingguan atau musiman dan hasilnya berbeda di setiap perairan.Musim di
wilayah perairan Indonesia juga menjadi faktor dominan untuk penelitian
oseanografi, karena berpe-ngaruh nyata terhadap distribusi setiap parameter
oseanografi (Patty, 2013).
Gelombang
laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus
pemukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut timbul
karena adanya gaya pembangkit yang bekerja pada laut. Gelombang yang terjadi di
lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan gaya pembangkitnya,
gaya pembangkit tersebut terutama berasal dari angin, dari gaya tarik menarik bumi
- bulan - matahari atau yang disebut dengan gelombang pasang surut dan gempa
bumi. Jenis-jenis gelombang ditinjau dari gaya pembangkitnya terdapat 3 jenis
yaitu: 1) Gelombang Angin, merupakan gelombang yang disebabkan oleh tiupan
angin di permukaan laut. Gelombang ini mempunyai periode yang sangat
bervariasi, ditinjau dari frekuensi kejadiannya, gelombang angin merupakan gelombang
yang paling dominan terjadi di laut. 2) Gelombang Pasang surut (Pasut),
merupakan gelombang yang disebabkan oleh gaya tarik bumi terhadap benda -benda
langit, benda langit yang paling besar pengaruhnya adalah Matahari dan Bulan,
gelombang pasut lebih mudah diprediksi karena terjadi secara periodic mengikuti
sesuai peredarannya. 3) Gelombang Tsunami, gelombang yang diakibatkan oleh
gempa bumi tektonik atau letusan gunung api di dasar laut, tsunami merupakan
gelombang yang sangat besar dan tinggi gelombangnya dapat mencapai lebih dari10
meter (Kurniawan dkk , 2011)
Iklim
tergantung pada hubungan yang komplek yang terjadiantara keadaan di daratan,
lautan, dan atmosfer. Dalarn uraian ini, akan dibahas tiga faktor utamay ang
mempengaruhiik lim yaitu : suhu, curah hujan, dan angin Daratan tidak mempunyai
kapasitas yang sarna seperti air dalam
panas. Akibatnya daratan akan lebih cepat bereaksi untuk menjadi panas
ketika menerima radiasi rnatahari dibandingkan dengan lautan. Sebaliknya,
darat3n akan lebih cepat pula menjadi dingin daripada lautan pada waktu tidak
ada insolation sinar matahari diterima oleh permukaan bumi). Akibatnya di
daratan terdapat perbedaan suhu yang amat besar
bandingkandengan yang tetjadi di lautan (Hutabarat, 2001)
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gelombang
Laut Jawa
2. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi gelombang Laut Jawa
3. Untuk mengetahuiperamalan gelombang Laut Jawa.
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah
sebagai informasi mengenai
pengelolaan data angin, mengetahui
cara menggunakan aplikasi ODV (Ocean Data
View) dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan praktikum
selanjutnya.

Defenisi Gelombang
Gelombang merupakan salah satu konsep Fisika yang sangat
penting untuk dipelajari karena banyak
sekali gejala alam yang menggunakan prinsip gelombang. Sebagai makhluk yang paling pandai,
manusia memiliki kewajiban untuk selalu
mempelajari gejala alam ciptaan Tuhan untuk mengambil manfaat bagi kehidupan manusia. Kamu dapat berkomunikasi
dengan orang lain sebagian besar dengan memanfaatkan gelombang suara atau gelombang
bunyi. Kamu dapat mendengarkan radio
atau menonton televisi karena adanya gelombang radio. Gelombang ada dimana mana.
Disadari atau tidak, setiap hari kita didera oleh gelombang. Terdapat banyak macam gelombang,
ada gelombang cahaya, gelombang bunyi, gelombang mikro, gelombang air,
gelombang gempa, gelombang pada tali dan
gelombang pada slinki. Bahkan ada gelombang yang sukar didefinisikan karena merupakan aktviitas
yang terjadi di dalam tubuh, seperti
gelombang otak ketika kita sedang berpikir (Nurcahyani, 2011).
Getaran yang merambat dinamakan gelombang. Gelombang diklasifikasikan menjadi dua jenis
utama yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Dalam kasus
gelombang mekanik, perambatannya memerlukan medium sedangkan gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan medium dalam perambatannya. Pada gelombang mekanik,
gelombang yang merambat dan menyebabkan elemen mediumnya bergerak tegak lurus
terhadap arah rambatnya disebut gelombang transversal.Sedangkan gelombang yang
merambat dan menyebabkan elemen medium bergerak sejajar arah rambatnya disebut
gelombang longitudinal.
Gelombang yang dikeluarkan sonar untuk mendeteksi suatu objek termasuk dalam gelombang
akustik. Gelombang akustik merupakan gelombang mekanik longitudinal yang dapat
menjalar dalam medium padat, cair maupungas. Medium gelombang ini adalah molekul-malekul
yang membentuk bahan medium mekanik .Untuk mengetahui perubahan-perubahan
rambatan gelombang yang terjadi padamediumnya dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan diferensial (Firmandaru, 2014).
Gelombang laut adalah pergerakan naik dan
turunnya air laut dengan arah tegak lurus pemukaan air laut yang membentuk
kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit
yang bekerja pada laut. Gelombang yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa macam berdasarkan gaya pembangkitnya, gaya pembangkit tersebut
terutama berasal dari angin, dari gaya tarik menarik bumi - bulan - matahari
atau yang disebut dengan gelombang pasang surut dan gempa bumi (Kurniawan dkk ,
2011).
Faktor yang Memperngaruhi
Terjadinya Gelombang
Gelombang merupakan perpindahan
massa air dari satu tempat ke tempat lain, yang disebabkan oleh faktor seperti
gradien tekanan, hembusan angin, perbedaan densitas, atau pasang surut. Di sebagian besar perairan, faktor utama yang
dapat menimbulkan arus yang relatif kuat adalah angin dan pasang surut. Arus
yang disebabkan oleh angin pada umumnya bersifat musiman, dimana pada satu
musim arus mengalir ke satu arah dengan tetap, dan pada musim berikutnya akan
berubah arah sesuai dengan perubahan arah angin yang terjadi. Pasang surut di lain pihak menimbulkan arus
yang bersifat harian, sesuai dengan kondisi pasang surut di perairan yang
diamati. Pada saat air pasang arus pasut pada umumnya akan mengalir dari lautan
lepas ke arah pantai, dan akan mengalir kembali ke arah semula pada saat air
surut. Dengan mengetahui pola sirkulasi arus di suatu perairan yang diamati, seorang
pengamat akan dengan mudah menentukan arah dan sebaran dari materi yang terkandung
(dibawa) oleh air yang mengalir bersama arus tersebut (Istijono, 2013).
Arus
pasang surut adalah fluktuasi muka air laut
yang disebabkan oleh gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan
terhadap massa air laut bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari,
tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik
bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya
tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada
gaya tarik matahari. Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari materi
suatu planet, bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan oleh aksi gravitasi
benda-benda di luar materi itu berada. Perhitungan data pasang surut menggunakan
metode British Admiralty yang pengolahannya memakai program Admiralty untuk
mengetahui nilai konstanta harmonik dari data pasang surut yang keluarannya
berupa grafis sinusoidal tipe pasang surut. Pembentukan pasang surut air laut
sangat dipengaruhi oleh gerakan utama matahari dan bulan yaitu : 1. Revolusi
bulan terhadap bumi, dimana orbitnya berbentuk elips dan memerlukan periode
untuk menyelesaikan revolusi itu selama 29,5 hari. 2. Revolusi bumi terhadap
matahari dengan orbitnya berbentuk elips, periode yang diperlukan adalah 365,25
hari. 3. Perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri, periode yang diperlukan
untuk gerakan ini adalah 24 jam (Fadilah, 2014).
Gelombang
laut terbentuk karena gaya tarik dari semua planet, terutama bulan dan matahari
terhadap bumi.Tarikan itu akan menyebabkan badan air laut bergerak vertikal dan
horisontal. Oleh kaiena itu, permukaan air laut tidaklah statik melainkan
dinamik dan selalu bergerak. Untuk mengetahui karakteristik pasang surut laut,
perlu dilakukan pengamatan di lapangan. Disini perlu dilakukanpengamatan dengan
menggunakan alat perekam pasang surut otomatis ataupun rambu visual. Data ini
kemudian dihitung agar karakteristik pasang surut laut dapat diketahui (Haryono,
2004).
Tipe
pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya.
Suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari,
kawasan tersebut dikatakan bertipe pasang surut harian tunggal (diurnal
tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
maka tipe pasang surutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides).
Tipe pasang surut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda
disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasang surut ini
digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe
campuran dominasi tunggal.Selain dengan melihat data pasang surut yang diplot
dalam bentuk grafik, tipe pasang surut juga dapat ditentukan berdasarkan
bilangan formzahl (F). Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat
diramalkan. Untuk meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda
fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen
utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Bulan
berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam 51 menit, dengan demikian tiap
siklus pasang surut mengalami kemunduran 51 menit setiap harinya.Untuk
menentukan jenis pasang surut pada suatu daerah maka perlu dilakukan analisis
pasang surut pada suatu daerah tersebut (Musrifin, 2012).
Pengelompokan
dua karakteristik pasang surut arus
gelombang laut di Indonesia yaitu pasang surut tunggal mendominasi
perairan Indonesia sebelah barat dan pasang surut ganda mendominasi perairan
Indonesia sebelah timur. Karakteristik pasang surut laut dapat berbeda antara
satu daerah dengan daerah lain. Kadangkadang karakteristik pasang surut laut
untuk suatu daerah tidak diketahui. Padahal, karakteristik ini sangat
diperlukan oleh banyak pihak seperti nelayan ataupun para pemegang keputusan.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agat karakteristik tersebut dikenal
oleh masyarakat (Haryono, 2004).
Arus
pasang surut disebabkan oleh fenomena pasang surut yang dapat berubah sesuai
dengan tipe dari pasang surut tersebut, sehingga arus pasang surut dapat
memiliki tipe seperti tipe pasang surut yaitu diurnal atau harian tunggal
dimana dalam satu hari terdapat satu kali perubahan arus, sedangkan untuk
daerah yang memiliki tipe pasang surut semi diurnal atau harian ganda maka
dalam satu hari akan mengalami dua kali perubahan arah arus. Pengetahuan
mengenai pasang surut sangat penting dalam perencanaan pelabuhan. Dalam hal ini
perencanaan pelabuhan yang dilakukan dari hasil pengamatan pasang surut adalah
selain penentuan datum vertikal, yakni untuk pengamatan sedimentasi yang
terbentuk di pelabuhan yang dibawa oleh gelombang pasang dan sedimentasi yang
terkikis dari pelabuhan oleh gelombang surut. Pengukuran pasut dapat dilakukan
dengan alat pengukur (gauge) yang diukur setiap jam atau hari (Qhomariyah, 2016).
Kondisi Arus dan Gelombang
Pola gelombang laut di laut Sulawesi
pada bulan Juli dipengaruhi oleh pasang surut serta pola arus regional di laut
Jawa yang bergerak sesuai dengan angin musim. Arus yang disebabkan oleh angin
pada umumnya bersifat musiman, dimana pada satu musim arus mengalir ke satu
arah dengan tetap, dan pada musim berikutnya akan berubah arah sesuai dengan
perubahan arah angin yang terjadi.
Pasang surut di lain pihak menimbulkan arus yang bersifat harian, sesuai
dengan kondisi pasang surut di perairan yang diamati. Pada saat air pasang arus
pasut pada umumnya akan mengalir dari lautan lepas ke arah pantai, dan akan
mengalir kembali ke arah semula pada saat air surut (Istijono, 2013).
Karakteristik
gelombang di perairan laut Sulawesi sama
dan tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok. Ini dikarenakan tipe
gelombang pecah pada perairan pantai tersebut. Tipe gelombang pecah diperairan mempunyai tipe yang seragam, yaitu
tipe gelombah pecah spilling. Tinggi
gelombang laut ekivalen dan tinggi gelombang pecah yang tidak terlalu
tinggi.Tinggi gelombang di perairan pantai Kendal dapat dikategorikan kecil hal
ini dimungkinkan karena angin yang berhembus yang relatif kecil. Kecepatan angin
mempengaruhi besar kecilnya gelombang. Semakin tinggi kecepatan dan kekuatan
angin yang berhembus maka akan semakin besar pula gelombang yang terjadi pada
suatu perairan. Gelombang sangat memepengaruhi kecepatan arus pada perairan. Puncak
gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah (Musrifin, 2012).
Gelombang sangat berpengaruh terhadap gelombang
di laut Sulawesi. Gelombang
di permukaan laut Sulawesi di sebabkan oleh adanya pergerakan gelombang yang berada di permukaan laut tersebut.
Angin yang berhembus di atas permukaan air yang semula tenang akan menyebabkan
gangguan pada permukaan tersebut, selanjutnya timbul riak-riak gelombang kecil
di atas permukaan air. Angin yang bertiup di permukaan laut ini merupakan
pembangkit utama gelombang. Apabila kecepatan angin bertambah, riak gelombang
tersebut menjadi bertambah besar dan jika angin berhembus terus-menerus
akhirnya terbentuk gelombang (Qhomariyah dan Yuwono, 2016).


Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari studi kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Gelombang
Pantai di Atep Oki adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gelombang
Pantai di Atep Okipada umumnya gelombang terjadi karena hembusan
angin di permukaan air laut. Daerah di mana gelombang itu dibentuk disebut
daerah pembangkitan gelombang (wave generating area). Gelombang yang
terjadi di daerah pembangkitan disebut sea, sedangkan gelombang yang
terbentuk di luar daerah pembangkitan disebut swell.
3. Peramalan
gelombang Pantai di Atep Oki ada 2 jenis pendugaan gelombang (wave
prediction) berdasarkan data meteorologiyaitu metode prakiraan (forecasting)
danmetode pasca kiraan (hind casting). Metode forecasting adalah
pendugaangelombang berdasarkan pada kondisimeteorologi pada masa yang akan
datang,sedangkan metode hindcasting adalahpendugaan gelombang
berdasarkan padakondisi meteorologi di masa lalu.
Saran
Saran
untuk praktikum osenografi ini adalah sebagai berikut sebaiknya praktikan lebih
mempersiapkan diri dalam mengikuti praktikum. Selain itu, sebaiknya praktikan
lebih menjaga kebersihan Laboratorium.

Fadilah,
Suripin dan D. P. Sasongko. 2014. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air
Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty.
Jurnal Maspari. 6 (1): 1-12. ISSN: 2087-0558.
Firmandaru, B. 2014. Pemodelan Gelombang Akustik Bawah Air (Acoustic Wave Underwater). [Skripsi]. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Haryono dan S. Narni. 2004.
Karakteristik Pasang Surut Laut di Pulau Jawa. Forum Teknik. 28 (1). ISSN:
0216-7565.
Hutabarat, S. 2001. Pengaruh Kondisi Oseanografi Terhadap Perubahan Iklim, Produktivitas
Dan Distribusi Biota
Laut.
Istijono, B. 2013. Tinjauan Lingkungan Dan Penanggulangan Abrasi Pantai Padang - Sumatera Barat. 9 (2). ISSN:
1858-2133.
Kurniawan, R. Habibie, M.N.
Suratno. 2011. Variasi Bulanan Gelombang Laut Di Indonesia. Puslitbang BMKG
Mufti,
F dan As’ari. 2014. Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan
Di Manado. Jurnal MipaUnsrat Online 3 (1)
Musrifin.
2012. Analisis Dan Tipe Pasang Surut
Perairan Pulau Jemur Riau. Jurnal Perikanan Terubuk. 40 (1): 101-108. ISSN:
0126-4265.
Nurcahyanie, I. 2011. Pengaruh Teknik
Probing Terhadap Hasil belajar Peserta Didik di Dalam Pembelajaran Konsep
Getaran dan Gelombang. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta.
Patty, S.I , 2013. Distribusi Suhu,
Salinitas Dan Oksigen Terlarut DiPerairan Kema,
Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax.
Prashintia, C ., F. Adha.,
H. N, Pradana., J, C. Andi.,dan M. F, Rasyad. 2014. Oseanografi Fisika. Universitas Brawijaya .Malang
Qhomariyah, L dan Yuwono. 2016. Analisa
Hubungan antara Pasang Surut Air Laut dengan Sedimentasi yang Terbentuk. Jurnal Teknik ITS. 5 (1). ISSN:
2337-3539.
Komentar
Posting Komentar