Kedalaman Kompensasi
Makalah Praktikum Limnologi
KEDALAMAN KOMPENSASI
Oleh:
Riky Yonanda Lubis
160302062
IV/B

LABORATORIUM LIMNOLOGI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Latar Belakang
Istilah
limnologi pertama kali digunakan oleh Forel (1901) di dalam bukunya yang
berjudul Handbuch der Seekunde,
Allgemeine Limnologie. Buku tersebut membahas tentang ekosistem danau.
Sebenarnya limnologi telah diperkenalkan lebih dulu oleh Zacharias (1891) yang
mendirikan laboratorium penelitian dibidang limnologi, Thienemaa kemudian
mengembangkannya dan memberi nama institusi tersebut Institut Max-Planck.Sejak
saat itu limnologi berkembang cukup pesat. Pada dekade 90-an limnologi menjadi
sebuah ilmu yang menyedot perhatian dunia, terutama disebabkan karenabesarnya
kebutuhan air bersih untuk kepentingan domestik, tetapi ketersediaan air bersih
di alam semakin menipis akibat berbagai aktifitas manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung (Henny dkk., 2012).
Danau merupakan suatu
badan air yang tergenang sepanjang tahun. Danau dapat terbentuk secara alami
maupun buatan. Secara alami terbentuk karena patahan kulit bumi (tektonik) dan
letusan gunung merapi (vulkanik). Danau yang terbentuk sebagai akibat gaya
vulkanik badan airnya mengandung bahan-bahan dari perut bumi seperti belerang
dan panas bumi.
Perairan
dikatakan bertipe danau, apabila perairan tersebut dalam dan tepian curam. Air
perairan danau umumnya jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya
dibagian pinggir perairan (Fitra, 2003).
Danau
dapat terbentuk dari berbagi macam penyebab melalui proses yang berbeda-beda.
Beberapa proses pembentukan danau yakni danau tektonik, danau vulkanik, danau
akibat longsor, aktivitas pergerakan es, dan danau buatan. Danau tektonik
adalah danau yang terbentuk karena pergerakan lapisan tanah dalam. Danau
vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat aktivitas gunung api. Danau akibat
longsor disebabakan oleh pergerakan tanah ke lembah sehingga membentuk
bendungan, terbentuk danau dan sering berukuran sangat besar. Aktivitas es
dapat membentuk danau akibat pergerakan bongkahan es (Fitra, 2003).
Di
perairan danau, oksigen lebih banyak dihasilkan oleh fotosintesis alga yang
banyak terdapat pada lapisan epilimnion. Pada perairan tergenang yang dangkal
dan banyak ditumbuhi tanaman air pada zona litoral, keberadaan oksigen lebih
banyak dihasilkan oleh aktivitas fotosintesis tumbuhan air. Kadar oksigen
maksimum 14 terjadi pada sore hari, sedangkan kadar minimum terjadi pada malam
hari menjelang pagi hari. Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya
kurang dari 10 mg/liter. Kadar oksigen larut dalam air didukung oleh adanya
tingkat kecerahan air yang optimal bagi cahaya matahari yang dapat masuk pada
kedalaman yang lebih dalam sehingga pada kedalaman perairan tersebut terjadi
proses fotosintesis dan akhirnya suplai oksigen di lokasi tersebut mencukupi
bagi proses kehidupan zooplankton (Setiawati, 2017).
Jenis-jenis perairan
yang ada di daratan dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik)
dan perairan tergenang (lentik). Perairan mengalir sangat dipengaruhi arus air.
Perairan yang tergenang sangat dipengaruhi oleh kedalamannya. Perairan
tergenang termasuk danau, rawa, situ, waduk, bendungan dan telaga. Perbedaannya
pada kedalaman, luas perairan, serta adanya stratifikasi di perairan tergenang.
Untuk mengetahui perbedaan karakter tersebut, biasanya dilakukan pengamatan
keadaan morfometrinya (Ma’rufi, 2010).
Aspek
biologis danau terdiri dari organisme yang tinggal dan berkembang biak di
perairan danau, termasuk nekton, bentos, dan plankton. Informasi biologis
terkait struktur komunitas berdasarkan indeks keanekaragaman jenis (H’),
keseragaman (E), dan dominansi (C) merupakan indeks yang sering digunakan untuk
mengevaluasi keadaan suatu lingkungan perairan berdasarkan kondisi biologis.
Suatu lingkungan yang stabil dicirikan oleh kondisi keanekaragaman biota yang
seimbang, tanpa adanya spesies yang dominan. Limnologis Danau Siombak
berdasarkan aspek morfometri, fisika, kimia, biologi, dan status trofik
perairan (Muhtadi dkk., 2016).
Oksigen
terlarut dan pH mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung parameter
limnologi lainnya seperti viskositas, total padatan terlarut dan konduktivitas
yang semuanya merupakan parameter fisik dan kimia yang sangat penting dalam
pengelolaan perairan. Stratifikasi vertikal suhu, oksigen dan pH di perairan
danau dapat menunjukkan dinamika perairan, potensi produktivitas dan evolusi
kimia di dalamnya. Konsentrasi oksigen terlarut tertinggi pada masing-masing
stasiun berada pada lapisan permukaan perairan. Hal ini dikarenakan adanya
cahaya matahari di lapisan permukaan perairan yang diamati sehingga membantu
proses fotosintesis dalam mensuplai oksigen ke perairan (Sinaga dkk.,2016).
Kedalaman
suatu perairan berpengaruh terhadap organisme akuatik khususnya zooplankton
yang tergantung pada fitoplankton yang berfotosisntesis pada air yang ditembus
cahaya. Cahaya yang masih cukup dalam perairan dapat meningkatkan fotosintesa
fitoplankton yang merupakan makanan dari zooplankton. Kedalaman juga
berpengaruh terhadap nutrien yang jatuh kebadan perairan. Sumbangan nutrien
yang banyak ke perairan akan memicu tumbuhnya plankton. penyebaran plankton
didalam air tidak sama pada kedalaman air yang berbeda hal tersebut dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan seperti perbedaan suhu, CO2, pH, DO dan intensitas
cahaya (Setiawati, 2017).
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
kedalaman kompensasi danau
2.
Untuk mengetahui faktor
kedalaman kompensasi danau
3.
Untuk mengetahui
pengukuran kedalaman kompensasi.
Manfaat
Praktikum
Manfaat praktikum ini yaitu agar
mahasiswa dapat menambah informasi tentang ilmu yang berkaitan kedalaman
kompensasi danau, pengukuran kedalaman kompensasi danau, fektor penyebab
terjadinya kedalaman kompensasi danau dan sebagai salah satu syarat masuk
laboratorium.

Kedalaman
Kompensasi
Kedalaman danau
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas air. Bagian yang penting
lainnya adalah kedalaman relatif, luas area dan angin yang terdapat di area
tersebut. Karena faktor-faktor ini mempengaruhi pengadukan di danau. Hal ini
disebut dengan danau air dangkal, yang pengadukannya sangat dipengaruhi oleh
angin, dan danau air dalam, yang pengadukan tidak terlalu menentukan sehingga
adanya stratifikasi masa air (Fitra,
2003).
Konsentrasi
oksigen terlarut di DKG mengalami penurunan dengan bertambahnya kedalaman. perairan
stagnan seperti danau atau waduk,
kondisi oksigen terlarut pada umumnya mengalami stratifikasi.
Konsentrasi oksigen terlarut pada
umumnya mengalami penurunan dengan
bertambahnya kedalaman. Hal ini diduga terjadi karena suplai oksigen dari
proses fotosintesis dan difusi menurun. Selain itu, pada lapisan dasar perairan
terjadi dekomposisi bahan organik. Konsentrasi
oksigen terlarut tertinggi pada masing-masing stasiun berada pada lapisan
permukaan perairan. Hal ini dikarenakan adanya cahaya matahari di lapisan
permukaan perairan yang diamati sehingga membantu proses fotosintesis dalam
mensuplai oksigen ke perairan
juga
menunjukkan secara umum fitoplankton paling tinggi pada permukaan, kecuali
stasiun 1 dan akan semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman (Sinaga
dkk., 2016).
Kedalaman
relatif dapat mengambarkan stabilitas stratifikasi. Perairan yang memiliki
kedalaman relatif yang kurang dari 2% akan mudah mengalami pengadukan sedangkan
perairan yang memiliki kedalaman relatif lebih besar dari 4% memiliki
stabilitas sratifikasi yang tinggi. Perkembangan volume danau (volume development/VD) menggambarkan
bentuk danau secara umum. Perkembangan volume danau yang kurang dari dari satu
akan memiliki bentuk danau yang kerucut dan perkembangan volume danau yang
lebih besar dari satu memiliki bentuk dengan dasar yang rata. Waktu tinggal (residence time) adalah lamanya waktu
yang diperlukan badan air untuk terbilas secara keseluruhan yang diperhitungkan
sejak air masuk ke dalam perairan sampai seluruh air keluar. Semakin lama waktu
tinggal maka kehadiran unsur hara partikel-partikel lainya semakin lama (Fitra,
2003).
Cara Pengukuran Kedalaman Kompensasi
Dengan cara Teknik bandul timah
hitam (dradloading ) teknik ini
ditempuh dengan mrnggunakan tali panjang yang ujungnya di ikat tali bandul
timah hitam sebagai pemberat. Dari sebuah kapal diikat tali dan diturun kan ke
dasar danau. Selanjutnya panjang talidiukur dan itulah
kedalaman laut. !Ara ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali tidak bisa
tegak lurus akibat pengaruh arus danau. Di samping itu kadang- kadang bandul
tidak sampai ke dasar karena tersangkut karang. Ini memerlukan waktu lama.Namun
demikian cara ini memiliki kelebihan yaitu dapat mengetahui jenis batuan di
dasar laut suhu dan juga mengetahui apakah di dasar danau masih terdapat
organisme yang bisa hidup (Harfiana dkk.,
2010).
Menurut Ma’rufi Kedalaman maksimum
(Zm dinyatakan dalam meter) merupakan kedalaman danau pada titik terdalam.
Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tali berskala
dengan diberikan pemberat dibawahnya dan secara tidak langsung dapat dibaca
pada kontur kedalaman peta battimetri. Kedalaman relatif (Zr dinyatakan dalam
meter) adalah rasio antara Zm dengan diameter rata- rata permukaan danau. Perhitungan
kedalaman relatif dalam bentuk persamaan :

Keterangan:
Zr < 2% : mudah mengalami pengadukan
Zr ≥2% : tidak mudah mengalami pengadukan
Volume total air Danau (V dinyatakan dalam m3)
merupakan perkalian antara
luas permukaan (m2) dengan kedalaman rata-
rata (m) (Ma’rufi dkk., 2010).
Pengukuran
parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan TSI CARLSON (1977)
menggunakan: 1. Konsentrasi TP diukur dengan metode ammonium molybdate (APHA
1995). 2. Konsentrasi klorofil-a diukur dengan metode spektrofotometri (APHA
1995). 3. Kedalaman sechi diukur dengan pengamatan langsung dengan papan sechi
Sedangkan untuk mengetahui tingkat pencemaran perairan yang terjadi dilakukan
perhitungan dengan perhitungan indeks kimia KIRCHOFF (1991), yaitu dimana: CI
adalah nilai Indeks Kimia KIRCHOFF q adalah nilai dari kurva baku sub indek
parameter dengan skala pembobotan 0-100 w adalah nilai konstanta bobot
kepentingan dari setiap parameter, nilainya dari 0 sampai 1.
Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan indeks kimia (Suryono
dkk., 2010).
Pengukuran dengan cara
menurunkan probe secara perlahan dari permukaan air ke badan air hingga
mencapai dasar perairan. Selama proses penurunan, probe dihentikan selama
beberapa saat pada setiap pertambahan kedalaman 1 meter. Proses ini dilakukan
untuk memberi kesempatan sensor bekerja maksimal dan memberi kesempatan
surveyor untuk mencatat data pada monitor probe tersebut. Pada saat probe
menyentuh dasar perairan, probe diangkat ke atas sekitar 20-50 cm untuk
menghindari pengaruh dari pengadukan sedimen dasar.pengamatan parameter untuk
analisis laboratorium dilakukan dengan cara pengambilan contoh air dengan
menggunakan nansen bottle sampler ukuran volume 2 liter. Contoh air yang
diambil secara komposit untuk beberapa stasiun dimasukkan ke dalam botol sample
polietyline yang telah dibersihkan dengan 0,1 n hcl untuk analisys logam berat,
sedangkan untuk nutrien dan bahan organic, contoh sample dimasukkan ke dalam
botol gelap dari bahan gelas
(Edyanto, 2000).
` Data
morfometri sangat diperlukan dalam menentukan lapisan danau dan dapat juga
mengetahui seberapa besar kemampuan danau dalam pemanfaatan oleh manusia.
Gambaran morfometri dan kualitas air merupakan data awal dalam potensi danau.
Aspek morfometri berguna untuk mengetahui terjadinya pendangkalan dan beberapa
indeks tingkat kesuburan perairan. Informasi mengenai morfologi baik kedalaman
hingga waktu tinggal air berguna untuk mengetahui status perairan tersebut.
Data morfometri akan memberikan informasi berupa kedalaman perairan, luas
perairan, bentuk danau, penetrasi cahaya, perkembangan danau, dan lain-lain
(Ma’rufi , 2010).
Faktor
Kedalaman Kompensasi
Pada umumnya faktor
pemanfaatan suatu perairan antara lain ditentukan oleh tingkat kesuburan
perairan,yang dapat diukur dengan kelimpahan produsen primer yang terdapat di
perairan tersebut. Keberadaan fitoplankton pada tiap kedalaman terutama pada
kedalaman yang termasuk cahaya optimum, kelimpahan fitoplankton lebih tinggi,
perbandingan kelimpahan fitoplankton pada masing-masing kedalaman, sehingga
cahaya yang dimanfaatkan oleh fitoplankton juga besar ini bisa dilihat pada
tebel di atas dengan semakin dengan semakin bertambahnya kedalaman efisiensi
cahaya yang dimanfaatkan oleh fitoplankton semakin besar. Pada kedalaman 200 cm
efisiensi pemanfaatan energi oleh fitoplankton sebesar 1,28 % sedangkan pada
kedalaman 250 cm walaupun kelimpahan fitoplankton sedikit, akan tetapi cahaya
pada lapisan ini juga sedikit, sehingga fitoplankton dalam memanfaatkan energi
semakin banyak yaitu sebesar 4,8 % (Baksir, 2004).
Semakin ke dalam
perairan intensitas cahaya akan semakin berkurang dan merupakan faktor pembatas
sampai pada suatu kedalaman dimana fotosintesis sama dengan respirasi.
Kedalaman perairan dimana proses fotosintesis sama dengan proses respirasi
disebut kedalaman kompensasi. Kedalaman kompensasi biasanya terjadi pada saat
cahaya di dalam kolom air hanya tinggal 1 % dari seluruh intensitas cahaya yang
mengalami penetrasi dipermukaan air. Kedalaman kompensasi sangat dipengaruhi
oleh kekeruhan dan keberadaan awan sehingga berfluktuasi secara harian dan
musiman (Fitra, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
primer (laju fotosintesisi) antara lain : cahaya matahari,suhu, nutrient, serta
struktur komunitas dan kelimpahan fitoplankton yang mampu beradaptasi di
ekosistem perairan (habitatnya).
Pada
kedalaman 50 cm terlihat intensitas cahaya yang sampai pada kedalaman ini 64,99
% dari intensitas cahaya permukaan, pada kedalaman 100 cm intensitas cahaya
yang sampai pada kedalaman ini 32,30 %, kedalaman 150 cm intensitas cahaya yang
sampai pada kedalaman ini 19,55 %, sedangkan pada kedalaman 200 cm intensitas
cahaya 9,36 cm, kedalaman 250 cm intensitas cahaya tinggal 1,40 % dari
intesniats cahaya permukaan, kedalaman 310 intensitas cahaya 0 % dari
intensitas cahaya permukaan. Kedalaman berikutnya memperlihatkan peningkatan
koefisien peredupan, untuk kedalaman 200–250 cm sebesar 1,9024 (intensitas
cahaya = 1%). Penyebabnya dapat dipastikan adalah partikel anorganik, dan organik/detritus
tersuspensi (Baksir, 2004).
Penggolongan Tingkat Kesuburan
Kedalaman Kompensasi
Danau
termasuk jernih dengan rendahnya bahan-bahan yang tersuspensi didalamnya. Hal
ini menandakan bahwa danau opi memiliki kesuburan yang rendah. Danau pertama
kali terbentuk, di dalamnya terdapat atau terkandung sedikit sekali bahan
organik dan airnya pun jernih, kerapatan tumbuhan dan hewan rendah, sinar
matahari dapat jauh menembus ke dalam air. Wetzel (1983) menyatakan bahwa
kisaran transparansi o'secchi disk" pada beberapa danau yang sangat jernih
mulai dari beberapa sentimeter sampai di atas 40 nteter. Kecerahan sangat
dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan
tersuspensi (Rohayati dkk., 2003).
Eutrofikasi
merupakan masalah yang dihadapi diseluruh dunia yang terjadi dalam ekosistem perairan tawar maupun laut.
Eutrofikasi disebabkan masuknya nutrien berlebih terutama pada buangan
pertanian dan buangan limbah rumah tangga. Kondisi kualitas air danau atau
waduk diklasifikasikan berdasarkan eutrofikasi yang disebabkan adanya
peningkatan kadar unsur hara dalam air. Eutrofikasi diklasifikasikan menjadi
empat kategori status trofik yaitu:. Oligotrof: Status trofik air danau
dan/atau waduk yang mengandung unsur hara berkadar rendah.Status ini
menunjukkan kualitas air masih bersifat alami belum tercemar dari sumber unsur
hara N dan P. Mesotrofik: Status trofik air danau dan waduk yang mengandung
unsur hara berkadar sedang.Status ini menunjukkan adanya peningkatan kadar N
dan P, namun masih dalam batas toleransi karena belum menunjukkan indikasi
pencemaran air. Eutrofik: Status trofik
air danau dan waduk yangmengandung unsur hara berkadar tinggi. Status ini
menunjukkan air telah tercemar oleh peningkatan kadar N dan P. Hipereutrofik: Status trofik air danau dan
waduk yang mengandung unsur hara berkadar sangat tinggi. Status ini menunjukkan
air telah tercemar berat oleh peningkatan kadar N dan P.Dengan mengetahui
kualitas perairan serta status kesuburannya pemanfaatan di bidang perikanan akan
tepat sasaran (Shaleh dkk., 2014).

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kedalaman kompensasi di danau memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas air. Karena faktor-faktor dipengaruhi oleh angin, dan danau air dalam,
yang pengadukan tidak terlalu menentukan sehingga adanya stratifikasi masa
air
2. Faktor yang mempengaruhi kedalaman kompensasi adalah
suhu/ temperatur, kecerahan, arus, kedalamaan, fitoplankton, produktivitas
primer, salinitas, pH, oksigen terlarut (DO).
3. Pengukuran kedalaman turunkan secchi disk hingga tidak tampak, lalu catat kemudian naikkan secchi disk hingga warna tampak kembali kemudian catat
hasilnya.
Saran
Saran untuk makalah
ini adalah agar makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi
pihak yang membutuhkan dan bagi pembaca, dan penulis menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih fokus menjelaskan
tentang makalah kedalaman kompensasi.

Baksir, A.2004. Hubungan Antara Produktivitas Primer Fitoplankton dan
Intensitas Cahaya Di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Makalah
Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Fitra, E. 2008. Analisis Kualitas Air dan Hubungan Dengan Keanekaragaman
Vegetasi Akuatik di Perairan Parapat Danau Toba. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Harfiana, I. L. M, H. Suwono, S. Prabaningtyas.
2010. Produktivitas Primer Fitoplankton \di Perairan Ranu Pani Kecamatan
Senduro, Kabupaten Lumajang. Universitas Negeri Malang.
Harfiana. I. L.
M., Suwono.H. dan Prabaningtyas.S. 2010. Produktivitas Primer Fitoplankton di
Perairan Ranu Pani Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Universitas Negeri Malang, Malang.
Henny, C, M. Fakhrudin, S. H. Nasution, T. Chrismadha. 2012. Seminar
Nasional Limnologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ma’rufi, M, Yunasfi, A. Muhtadi.
2010. Kajian Morfometri Danau Pondok Lapan Desa Naman Jahe Kecamatan
Salapian Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Muhtadi, A,Yunasfi, R. Leidonald, S. D. Sandy, A. Junaidy, A. T. Daulay.
2016. Status Limnologis Danau Siombak, Medan, Sumatra Utara. Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia. 1(1): 39-55. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Setiawati, S. 2017. Komposisi dan Struktur Komunitas Zooplankton Pada
Kedalaman Yang Berbeda Di Danau Diatas Kabupaten Solok Sumatera Barat.
[Skripsi]. Universitas Andalas, Padang.
Shaleh.F.R.,
Soewardi.K. dan Sigid Hariyadi. 2014. Kualitas Air dan Status Kesuburan
Perairan Waduk Sempor, Kebumen (Water Quality and Trophic Status in Sempor
Reservoir, Kebumen). Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia. ISSN 0853 – 4217.
Sinaga, E. L. R, A. Muhtadi, D. Bakti. 2016. Profil Suhu, Oksigen Terlarut,
dan pH Secara Vertikal Selama 24 Jam di Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Sumatera
Utara. Omni-Akuatika. 2 (2): 114 – 124 . ISSN: 1858-3873. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Suryono. T., Sunanisari.S., Mulyana.E. dan Rosidah. 2010. Tingkat
Kesuburan dan Pencemaran Danau
Limboto,Gorontalo.
Bocoran Casino & Hotel | JTHub
BalasHapusBocoran 광양 출장샵 Casino & Hotel 영천 출장샵 features 1,000 춘천 출장마사지 games and is the largest casino in Cambodia. It's part of a prestigious 안동 출장안마 property 제주도 출장마사지 and has an open-air